Mei 2012-Tentang Kesabaranmu Ibu..


PAKET KESABARAN (1) by My Beloved Sister Nina Maryana

Darah segar masih mengucur di salah satu lubang hidungnya, pipinya pun sudah tak berbentuk rupa, bengkak dan lebam.
Kecelakaan sore itu telah membuat seluruh keluarga panik. Aku baru saja menjemput  suami, setelah kabar lewat telpon dari salah satu kerabat bahwa wanita itu sudah terbaring lemah di rumah sakit.
Segera ku susul beserta suami menuju rumah sakit, di atas motor lafal dzikir terus bergema menembus dinding hatiku berharap ia baik-baik saja. Sampai di rumah sakit, tak ada kata yang sempat terucap selain tangis pecah yang keluar dari bibirku.
Dengan ucap yang masih gemetar menahan isak,  ku bisikkan kata-kata dan menuntunnya untuk bersabar. Sungguh, semburat kekaguman pada wanita itu, aura ketegaran terpancar jelas menyelimuti wajahnya yang bersimbah darah.
Tangisku semakin pecah ketika ia berucap lirih “Iya, mamah sabar dan terus dzikir sama Alloh”. Hasil rontgen menunjukkan ada bagian tulang hidung yang retak dan harus segera operasi bedah tulang sementara dokter bedah di rumah sakit tersebut sedang tidak jaga. Sontak kepanikan pun muncul dalam benakku, cemas dan khawatir dengan kondisinya yang jika tak segera di tangani akan memperparah lukanya. Tanpa menunggu lama, petugas menyarankan untuk segera di bawa ke rumah sakit yang ada di kota Cirebon.

Tak ada rintihan yang keluar dari mulut wanita itu, yang terdengar hanya lantunan dzikir yang terucap lirih. Kendaraan yang membawa kami menuju rumah sakit yang di tuju melaju dengan cepat. Menjelang maghrib sampailah di rumah sakit yang dituju dan segera di tangani petugas untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Ada sedikit sobekan di ujung matanya dan harus di jahit 3-4 jahitan. Pipi kirinya semakin lebam seperti bekas pukulan keras di sertai mulutnya yang penuh darah, sementara kaki kiri sudah penuh dengan memar-memar beserta luka-lukanya. Petugas menawarkan untuk CT Scan dan segera ku iyakan agar kekhawatiran ini semakin berkurang, berharap tidak ada pendarahan di kepalanya. Hampir setengah jam menunggu hasil CT Scan dan tampak petugas keluar dari ruangan. Segera ku buru dengan pertanyaan bagaiman hasilnya. Petugas pun memberikan kabar yang cukup melegakan hatiku. Tidak ada luka pendarahan di kepala dan semuanya normal. Menjelang Isya, wanita itu sudah diperkenankan untuk masuk ruangan sambil menunggu dokter bedah datang. Namun rupanyanya kesabaran pun harus teruji kembali, dokter bedah ternyata baru bisa datang esok harinya. Penuh kepasarahan ku pandangi wajah wanita itu, ia tengah tertidur lelap di sela luka-lukanya. Rupanya inilah penyebab kecelakaan yang menimpanya....(To Be continue)

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Harus Menginap di Bandara Balikpapan

Atas Keibuan bawah Kesebelasan

Sambal Kelud alias Si "BonCabe" Ekonomis