BONGKAR ISU #Tabayyun dong! (1)
Mengulas dan resensi salah satu bab di buku 'Dakwah dan Manajemen ISU' yang berjudul 'Beberapa hal Seputar Tabayun'
Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. (http://www.iqbalnurhadi.com/2011/12/apa-sih-arti-atau-makna-tabayyun/)
ISU ini berkaitan dengan berbagai mcam informasi yang masuk yang bisa diakses oleh siapapun, dan tugas kita adalah menyaring informasi itu. karena tabayyun ini merupakan salah satu keterampilan komunikasi yang juga penting pada era ini .
Secara umum kisah Rasul dan Al-Harits Dalam perspektif Rasul ada pelajaran tentang tabayyun, dalam perspektif al-harits ada pelajaran soal sikap proaktif seorang follower, dalam perspektif al-Walid ada pejaran soal ketaatan, keberanian mengungkap permasalahn sesungguhnya pada qiyadah. kekaburanyya dalam menyampaikan informasi nyaris membuat peritiwa yang fatal. adapun dalam perspektif utusan kedua ada pelajaran soal konfirmasi, cek dan wawancara mendalam.
Kisahnya seperti ini
Kisah dalam surat Al-Hujurat : 6
Ada sebuah kisah yang melatarbelakangi ayat ini turun yakni peristiwa Al-Harits dan Rasulullah yang mengajak untuk memeluk islam dan al-harits menyetujui dan menyanggupi untuk membayar zakat. dan dia berkomitmen akan mengajak orang-orang untuk mengikuti ajakannya dan membayar zakat, apabila tiba waktunya maka utuslah seseorag untuk mengambil zakat itu. Namun ketika waktunya tiba tidak aada utusan rasul yang datang ke pemukiman al-harits.
Al-Harits mengungkap kegelisahannya "Sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan waktu untuk mengutus seseorang mengambil zakat yangtelah ada padaku, dan beliau tidak pernah menyalahi janji. Aku tak mengerti menggapa rasul menangguhkan utusannya itu". Mungkinkahbeliau marah ? Bagaimana jika kita menghadap Rasulullah? dan ini disepakati sebagai alternatif dan mereka berangkat ke madinah untuk menghadap Rasul
Padahal, pada saat yang hampir sama, Rasulullah mengutus Al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat dari pmukiman al-harits. hanya saja al-walid berangkat dengan ketakutan di hatinya yang membuat ia membalikkan arah perjalanan. ia pulang kembali ke madinah sebelum sampai ke tempat al-harits. tentu keputusan ini harus disertai alasan dan laporan palsu adalah pilihan al-walid yakni mengatakan bahwa al-harits menolak menyerahkan zakat bahkan mengancam pembunuhan. entah apa yang menjadikan pertimbangan walid ini. Kemudian Rasulullah mengirim ulang utusan dengan misi yang sama.
Utusan Rasul berpapasan dengan al-harits. mungkin suasana menjadi tegang. bisa sangat dimengerti. utusan rasul berangkat dengan asumsi bahwa al-harits menolak menyerahkan zaka, dan rombongan al-harits curiga rasul sedang marah dan di hadapnnya ada utusan yang diberangkatkan untuk mengambil zakat. Al-Harits membuka dialog untuk menanyakan untuk siapa utusan itu datang dan akhirnya utusan itumenjawab bahwa Rasul telah mengutus Al-Walid bin Uqbah namun memberikan kabar bahwa kamu menolak membayarkan zakat. Al-Harits membantah dengan mengatakan "Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan sebenar-benarnya, aku tidak melihatnya.
Perbedaan informasi ini akhirnya dilaporkan kepada Rasulullah kepada Al-Walid. Lalu turunlah surat Al-Hujurat ayat 6
Dalam era keterbukaan kita saat ini tentu isu ini sudah marak, bahkan bisa membesar karena budaya berbisik-bisik. Berbisik di media sosial yang sudah banyak dikonsumsi, menyindir-nyindir ria,, menyulut api hingga terus membumbung tinggi. KIta hanya bisa belajar dari kisah Rasul dan Sahabat yang akan kita gunakan sebagai seorang follower yang meneladani Rasulnya dalam menyikapi dan bersika.
To Be continued...
Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. (http://www.iqbalnurhadi.com/2011/12/apa-sih-arti-atau-makna-tabayyun/)
ISU ini berkaitan dengan berbagai mcam informasi yang masuk yang bisa diakses oleh siapapun, dan tugas kita adalah menyaring informasi itu. karena tabayyun ini merupakan salah satu keterampilan komunikasi yang juga penting pada era ini .
Secara umum kisah Rasul dan Al-Harits Dalam perspektif Rasul ada pelajaran tentang tabayyun, dalam perspektif al-harits ada pelajaran soal sikap proaktif seorang follower, dalam perspektif al-Walid ada pejaran soal ketaatan, keberanian mengungkap permasalahn sesungguhnya pada qiyadah. kekaburanyya dalam menyampaikan informasi nyaris membuat peritiwa yang fatal. adapun dalam perspektif utusan kedua ada pelajaran soal konfirmasi, cek dan wawancara mendalam.
Kisahnya seperti ini
Kisah dalam surat Al-Hujurat : 6
"Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakansuatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu"
Al-Harits mengungkap kegelisahannya "Sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan waktu untuk mengutus seseorang mengambil zakat yangtelah ada padaku, dan beliau tidak pernah menyalahi janji. Aku tak mengerti menggapa rasul menangguhkan utusannya itu". Mungkinkahbeliau marah ? Bagaimana jika kita menghadap Rasulullah? dan ini disepakati sebagai alternatif dan mereka berangkat ke madinah untuk menghadap Rasul
Padahal, pada saat yang hampir sama, Rasulullah mengutus Al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat dari pmukiman al-harits. hanya saja al-walid berangkat dengan ketakutan di hatinya yang membuat ia membalikkan arah perjalanan. ia pulang kembali ke madinah sebelum sampai ke tempat al-harits. tentu keputusan ini harus disertai alasan dan laporan palsu adalah pilihan al-walid yakni mengatakan bahwa al-harits menolak menyerahkan zakat bahkan mengancam pembunuhan. entah apa yang menjadikan pertimbangan walid ini. Kemudian Rasulullah mengirim ulang utusan dengan misi yang sama.
Utusan Rasul berpapasan dengan al-harits. mungkin suasana menjadi tegang. bisa sangat dimengerti. utusan rasul berangkat dengan asumsi bahwa al-harits menolak menyerahkan zaka, dan rombongan al-harits curiga rasul sedang marah dan di hadapnnya ada utusan yang diberangkatkan untuk mengambil zakat. Al-Harits membuka dialog untuk menanyakan untuk siapa utusan itu datang dan akhirnya utusan itumenjawab bahwa Rasul telah mengutus Al-Walid bin Uqbah namun memberikan kabar bahwa kamu menolak membayarkan zakat. Al-Harits membantah dengan mengatakan "Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan sebenar-benarnya, aku tidak melihatnya.
Perbedaan informasi ini akhirnya dilaporkan kepada Rasulullah kepada Al-Walid. Lalu turunlah surat Al-Hujurat ayat 6
Dalam era keterbukaan kita saat ini tentu isu ini sudah marak, bahkan bisa membesar karena budaya berbisik-bisik. Berbisik di media sosial yang sudah banyak dikonsumsi, menyindir-nyindir ria,, menyulut api hingga terus membumbung tinggi. KIta hanya bisa belajar dari kisah Rasul dan Sahabat yang akan kita gunakan sebagai seorang follower yang meneladani Rasulnya dalam menyikapi dan bersika.
To Be continued...
Comments
Post a Comment