Lanjutan ..Tentang Kesabaranmu Ibu..
PAKET KESABARAN (2)
By Nina Maryana
Rupanya....
Semalam sebelum kecelakaan itu, ia hampir tidak tidur. Hingga dini hari itu ia terus disibukkan beres-beres rumah setelah acara meninggalnya mbah.
Rasa kantuk yang sudah tak tertahankan membuat pertahanan syaraf pusatnya oleng di tengah ia mengendarai sepeda motor. Dalam keadaan mengantuk, ia terus melajukan motornya hingga tersadar motor yang di kendarainya sudah hilang keseimbangan dan terpentalah ia membentur sebuah tembok dan pohon mangga di depan pekarangan rumah orang.
Tak ada sedikit pun firasat di benakku perihal kecelakaan ini. Semua terjadi dengan tiba-tiba dan benar di luar kekuasaanku sebagai hamba-Nya.
Miris, kejadian ini terjadi saat keluarga kami masih di rundung duka setelah meninggalnya mbah dan setelah ayah baru saja datang ke kota hujan untuk memulai masuk kantor kembali. Episode kesabaran yang benar-benar menguras banyak hikmah. Untukku dan untuk keluargaku.
Semakin kita mampu berfikir positif dengan musibah maka akan semakin di bukakan tabir kasih sayang-Nya. Musibah...besar atau kecil, semata untuk memberikan ujian agar hamba-Nya mampu melewati fase ini dengan jalan sabar.
Innalloha ma’ashobirin bahwa Alloh akan selalu hadir bersama orang-orang yang sabar, rupanya ini bukan hanya sebuah penghibur belaka namun jika kita semakin menyelami maknanya di saat hadirnya musibah maka akan kita dapati sebuah kekuatan dahsyat yang diiringi totalitas pengahambaan kita. Betapa kerdil diri kita yang tak kan mampu sedikitpun menolak kehendak-Nya. Bukankah ini cara sang khalik mengangkat derajat hamba-Nya, menggugurkan dosa-dosanya. Kenapa kita terus-menerus bersedih??? Laa tahzan innalloha ma’ana...
Wanita itu telah mengajariku makna kesabaran dan ketegaran berlebih. Meski lukanya belum mengering, tak sepenuhnya ia berpangku tangan dengan menunggu belas kasihan dan bantuan orang lain. Sering ku dapati ia tengah mengobati luka-lukanya sendiri. Di kompres-kompresnya luka lebamnya di saat aku baru saja akan tertidur lelap. Suatu hari ku tanya ia, bagaimana luka-lukanya sekarang?? Ia hanya menjawab “ Semuanya berproses, insya Alloh mamah segera sembuh” Ringan tanpa beban dan tanpa banyak mengeluh.
Mamah.....izinkan ku mendekapmu dalam do’a dan memberikan setumpuk harapan untuk kesembuhanmu kembali. Rupanya, bukan banyaknya air mata yang tertumpah yang semakin menguatkanmu, namun selalu hadirnya Alloh di hatimu yang semakin menegarkan jiwamu. Saat jiwaku limbung dengan kesakitanmu, justru engkaulah yang menenangkan batinku. Dan hari ini ku saksikan air mata merembes di sela matanya yang masih terluka setelah menceritakan kembali nasihat ayah tentang kesabaran di ujung telpon.
Hakikat kesabaran yang menjadi sebuah keniscayaan tak bertepi untukku dan keluargaku....
Comments
Post a Comment