Mengendapkan atau Menguapkan ?? mana yang kau pilih
Terkadang
ketika kita harus segera memutuskan penyelesaian dari suatu masalah. Kita akan
melihat dari berbagai sisi. Dan yang jadi pertanyaannya adalah dari sisi yang
mana yang akan kita jadikan sebuah rujukan. Tentu jika itu berkaitan dengan
halal dan haram, kebaikan atau dosa maka tentulah al-qur’an dan sunnah yang
kita jadikann rujukan. Namun jika persoalan itu berkaitan dengan permasalahan
organisasi, jamaah atau apapun terlebih jika berkaitan dengan manusia dari sisi
manakah kita akan mengambil rujukan.
Permasalah
yang ditimbulkan karena beragamnya watak, sifat, pendapat atau pandangan
manusia. Itulah kehidupan yang dinamis. Manakah yang akan kita selesaikan terlebih
dahulu??
Manusia
terkadang roboh karena ia tak menemukan jawaban atas permasalahan yang menimpa
sekuat apapun fisiknya. Menyita pikiran, menyita waktu untuk memikirkan sebuah
jalan lebih menyiksa kehidupan dan menyempitkan hati kita . ibarat kopi dalam
segelas air. Bubuk kopi mengendap dibawah. Sengaja kita biarkan ia berada
didasar agar air kopi itu bisa terasa manisnya dan aromanya. Seandainya kita
meminumnya dengan bubuk kopi yang tercampur dengan airnya tentu pahitnya juga
masih terasa. Namun setelah airnya habis apa yang akan kita lakukan..
menghabiskan bubuk kopi yang terendap ataukah mencuci gelas iitu dan membuang
bubuk kopi yang mengendap itu??
Tuangkan
air panas dalam sebuah gelas, air panas tentu tak berani kita langsung
meminumnya. Tentu akan membuat lidah kita melepuh. Lantas kita biarkan ia
sejenak melepas ke alam uap-uap energi panas itu. Baru kita bisa meminumnya dan
itu lebih manfaat dan maslahat untuk diri kita.
Menjadi
sebuah pilihan ketika kita akan memutuskan sesuatu permasalahan. Memang kita
tidak bisa memungkiri bahwa manusia itu adalah makhluk yang dinamis, ia bisa
berubah setiap saat. Namun sampai kapankah kita akan memberikan toleransi itu.
Kita berbicara antara sebuah maslahat dan mudhorot untuk kepentingan orang
banyak atau individunya saja. Ada sakit yang harus kita tanggung jika memang
keputusan terhadap suatu masalah yang kita hadapai bukanlahh itu jalan yang
kita harapkan. Mungkin akan ada air mata yang terurai, mungkin akan ada hati
yang tersakiti atau bahkan mungkin ada amarah yang terpendam.
Kebaikan
dari sebuah proses musyawarah bukanlah sebuah hal yang buruk ketika keputusan
itu tidak tepat. Karena ketika hasil musywarah itu tepat maka Allah berikan
nilai dua namun jika sebaliknya maka cukuplah nilai satu yang kita dapatkan.
Mengendapkan
ataukah menguapkan yang akan kita pilih??? Jika tidak maka kita harus
selesaikan hingga tuntas walau nanti akan ada orang yang tersakiti atau bahkan
diri kita sendiri yang tidak enak hati
#berharap
Allah memberikan kelapangan hati
Comments
Post a Comment