Kabar tentangmu..
kabar tentangmu menghentak...walaupun hanya sepintas aku mengenamu di masa perkenalan fakultas kala itu..
Gambung, Jum’at 30 Maret 2012
“Ta..dapat jarkom rifdah meninggal gak??” ujar teman satu PL ku
“Rifdah??? 46??” tanyaku meyakinkan. Belum ada jarkom, memangnya siapa yang ngasih tw?” tanyaku lagi..
“Nuril yang jarkom” katanya
Rifdah?? Aku tak mempercayainya, sontak aku sms devi untuk menanyakan kebenaran berita itu. Sebelum sms balasan itu nyampe, Hp yang kupegang bergetar cukup lama, menandakan banyak sms yang masuk, dan ternyata isinya semua mengabarkan mengenai kebenaran berita meninggal nya sadariku “Rifdah”. Innalillahi wa inna ilaihi roojiun..semuanya akan kembali kepada Allah, semoga engkau berada di tempat terbaik duhai saudariku, adik tingkatku yang kukenal saat masa perkenalan fakultas, saat aku menjadi SG (Scientis guardian-nama keren dari PJAK nya MPF MIPA) engkau menjadi salah satu kelompok keluargaku. Juga sekaligus asisten PAI adikku di kampus IPB. Walau hanya sepintas aku mengenalmu…tetapi engkau membekas dalam ingatanku tak percaya, sungguh aku tak oercaya dengan kabar itu. Beberapa hari sebelumnya banyak sekali kabar mengenai kecelakaan, sekarang masih ada yang koma di rumah sakit, angkatan 46 pula. Diantara kabar kecelakaan beberapa hari lalu pun tersebut sebuah nama “Agit Supriadi” SIL 47, dia adalah salah satu adik tingkatku yang berasal dari daerah yang sama, ya..dari majalengka namun dia hanya mengalami luka. Kok belum ada kabar ya dari jarkoman OMDA, dan akhirnya ku tanyakan pada teman OMDA ku, ternyata kabarnya belum sampai.
Walau hanya sepintas….angkatan 46 mengingatkanku pada peristiwa saat aku mendapatkan kabar yang sama, ya..saat 46 baru menjadi penghuni asrama tepatnya menjadi mahasiswa baru di IPB. Walau hanya sepintas aku mengenal sosok itu ketika aku menjalani masa perkenalan departemen sebagai peserta, aku mengetahuinya dan aku baru mengenalnya. Dia adalah kakak tingkatku di statistika “Kak Ginanjar”. Walau sepintas ketika kabar meninggal nya beliau cukup membuatku tak percaya, dan cukup membuatku terduduk, kini kabar yang sama menimpa saudariku rifdah dan kenangan tentangnya sama hal nya dengan kak ginanjar. Maka cukup aku menyebut semua ini dengan…”WALAU HANYA SEPINTAS”….mereka memberikan banyak arti dalam kosakata hidupku. Seorang rifdah walau jarang bertegur sapa tetapi setiap pekan kita hampir selalu bertemu di masjid kampus itu, atau tak jarang kita bertemu di student center FMIPA. Sosok tinggi manis dan selalu lengkap dengan jaket dan helm nya itu seringkali kujumpai di SC. Sekali lagi kadang hanya sepintas….Kecelakaan , Kematian itu adalah rahasia Allah, rahasia yang entah kapan itu terjadi dan pada siapa akan terjadi. Ahhhh…jadi teringat dengan mbak SR yang baik itu, yang dengan sabar membimbingku ketika masih menjadi penghuni gedung A1, “Mbak Leni” yang sempat ku tengok sebelum akhirnya beliau meninggalkan kami selama-lamanya. Mbak leni yang sempat ku jenguk di rumah sakit, beliau yang masih sempat memberikan beberapa nasihat untukku dan temanku kala itu aku pergi kesana Dania dan Eka. Mbakku…aku gak tega melihatmu. Walau hanya sepintas mengenal mereka…namun aku bisa belajar banyak hal. Semoga Allah menerima amal-amal terbaik kalian saudara-saudaraku…entah kapan giliranku akan tiba.
Gambung, Jum’at 30 Maret 2012
“Ta..dapat jarkom rifdah meninggal gak??” ujar teman satu PL ku
“Rifdah??? 46??” tanyaku meyakinkan. Belum ada jarkom, memangnya siapa yang ngasih tw?” tanyaku lagi..
“Nuril yang jarkom” katanya
Rifdah?? Aku tak mempercayainya, sontak aku sms devi untuk menanyakan kebenaran berita itu. Sebelum sms balasan itu nyampe, Hp yang kupegang bergetar cukup lama, menandakan banyak sms yang masuk, dan ternyata isinya semua mengabarkan mengenai kebenaran berita meninggal nya sadariku “Rifdah”. Innalillahi wa inna ilaihi roojiun..semuanya akan kembali kepada Allah, semoga engkau berada di tempat terbaik duhai saudariku, adik tingkatku yang kukenal saat masa perkenalan fakultas, saat aku menjadi SG (Scientis guardian-nama keren dari PJAK nya MPF MIPA) engkau menjadi salah satu kelompok keluargaku. Juga sekaligus asisten PAI adikku di kampus IPB. Walau hanya sepintas aku mengenalmu…tetapi engkau membekas dalam ingatanku tak percaya, sungguh aku tak oercaya dengan kabar itu. Beberapa hari sebelumnya banyak sekali kabar mengenai kecelakaan, sekarang masih ada yang koma di rumah sakit, angkatan 46 pula. Diantara kabar kecelakaan beberapa hari lalu pun tersebut sebuah nama “Agit Supriadi” SIL 47, dia adalah salah satu adik tingkatku yang berasal dari daerah yang sama, ya..dari majalengka namun dia hanya mengalami luka. Kok belum ada kabar ya dari jarkoman OMDA, dan akhirnya ku tanyakan pada teman OMDA ku, ternyata kabarnya belum sampai.
Walau hanya sepintas….angkatan 46 mengingatkanku pada peristiwa saat aku mendapatkan kabar yang sama, ya..saat 46 baru menjadi penghuni asrama tepatnya menjadi mahasiswa baru di IPB. Walau hanya sepintas aku mengenal sosok itu ketika aku menjalani masa perkenalan departemen sebagai peserta, aku mengetahuinya dan aku baru mengenalnya. Dia adalah kakak tingkatku di statistika “Kak Ginanjar”. Walau sepintas ketika kabar meninggal nya beliau cukup membuatku tak percaya, dan cukup membuatku terduduk, kini kabar yang sama menimpa saudariku rifdah dan kenangan tentangnya sama hal nya dengan kak ginanjar. Maka cukup aku menyebut semua ini dengan…”WALAU HANYA SEPINTAS”….mereka memberikan banyak arti dalam kosakata hidupku. Seorang rifdah walau jarang bertegur sapa tetapi setiap pekan kita hampir selalu bertemu di masjid kampus itu, atau tak jarang kita bertemu di student center FMIPA. Sosok tinggi manis dan selalu lengkap dengan jaket dan helm nya itu seringkali kujumpai di SC. Sekali lagi kadang hanya sepintas….Kecelakaan , Kematian itu adalah rahasia Allah, rahasia yang entah kapan itu terjadi dan pada siapa akan terjadi. Ahhhh…jadi teringat dengan mbak SR yang baik itu, yang dengan sabar membimbingku ketika masih menjadi penghuni gedung A1, “Mbak Leni” yang sempat ku tengok sebelum akhirnya beliau meninggalkan kami selama-lamanya. Mbak leni yang sempat ku jenguk di rumah sakit, beliau yang masih sempat memberikan beberapa nasihat untukku dan temanku kala itu aku pergi kesana Dania dan Eka. Mbakku…aku gak tega melihatmu. Walau hanya sepintas mengenal mereka…namun aku bisa belajar banyak hal. Semoga Allah menerima amal-amal terbaik kalian saudara-saudaraku…entah kapan giliranku akan tiba.
Comments
Post a Comment