Ayah, Ibu dan Rumah Kita
Ayah, Ibu dan Rumah Kita
Mengajak serta tetehku yang baik “Nina Maryana” dan adikku “Whina Ayu Lestari” untuk kembali tenggelam dengan masa kecil yang kita habiskan bersama mereka di rumah yang kini mulai sepi dari perengkaran-pertengkaran kecil kita, dari tawa-tawa bahagia kita, atau riuh rendah suara sapu berayun dan piring-piring yang beradu.
Dini hari bangun untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum masing-masing kita berangkat sekolah, masih ingat saat itu setiap jam 03 pagi kita bangun berbagi pekerjaan rumah. Jam 6 pagi semua sudah berangkat ke sekolah. Kadang kita mengerubungi makanan nya kala mamah makan. Di jahitkan pakaina, atau diomelin karena kerjaan kita tak sesempurna yang beliau lakukan. Apalagi kalo yang punya kenangan pernah dikejar-kejar. Akhirnya makan bareng. Kini pekerjaan rumah itu dikerjakan oleh ibu kita, mamah biasa kita memanggil beliau. Terkadang sesempatnya saja, atau beliau lakukan membereskan rumah itu malam hari. Mencuci piring, mencuci baju walau sekarang sudah ada mesin cuci.menyapu memasak. Kini mamah hanya ditemani oleh adik terkecil kita “aa rizqi”. Mengantarnya sekolah yang mungkinn kita jarang mengalaminya hehe…beda zaman lah ya. Tak terasa semua anak gadisnya kini sudah tak lagi berada bersama di rumah, dua orang kuliah di bogor, satu orang sudah berkeluarga.
Senja, sama halnya setelah melakukan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ayah kita “Apa” biasa kita memanggil ayah kita datang dari tempat kerjanya, menyalami nya sebelum berangkat dan saat pulang. Itu saat Apa masih kerja di kota kelahiran kita. Itulah kebiasaan yang biasa kita lakukan. Sore, malam atau akhir pekan atau jika ada waktu kosong. Selalu diajaknya mencari alat-alat elektronik yang dibutuhkan Apa, pergi ke swalayan ngambil apa aja hehe…habisa Apa selalu bilang “sok ambil aja apa yang mau” tapi ntar ujung-ujungya tuh dede/neng/teteh jajan banyak. Heheuuu….membersihkan pekarangan bersama dan merawat tanaman-tanaman yang kebanyakan hanya daun. Jarang yang berbunga. Kini beliau kerja diluar kota kelahiran kita. Mengurusi kebutuhannya sendiri. Dan rumah kita hanya tersisa dua orang. Beberapa waktu yang lalu Apa hanya SMS memanggil nama panggilan kita “Neenngg…” begitulah kira-kira isi sms itu…ku balas, aya naon pa ??? tanya ku. *tak terbiasa sms dengan orang tua pake bhsa Indonesia sepertinya lebih sopan menggunakan bahasa sunda hehe… dan tak kuduga balasan sms nya adalah “ Nuju ngabsen putra Apa teh araya teu.. (sedang mengabsen anak ayah itu ada tidak). Hmmm tak biasanya.
Tanpa kita sadari ternyata rumah kita semakin sepi, ternyata kehidupan orang tua kita juga mulai sepi. Walau kini hidup kita yang semakin ramai dan penuh warna-warni. Namun kita mulai berangkat dari rumah kita dan orang tua kita yang bisa menghantarkan kita hingga saat ini. Asyik dengan dunia baru kita, dunia baru yang tak mereka alami. Anak-anak gadis nya mulai beranjak dewasa bahkan sudah ada yang berkeluarga suatu saat nanti mungkin akan meninggalkan mereka, tapi semoga tak menyisakan kesepian dalam mereka. Keceriaan bertambah dengan dua bocah-bocah cantik dan lucu mulai menambah ramai saat kita berkumpul bersama.
Rumah kita yang kini mulai sepi ditinggalkan prnghuninya, yang tersisa hanya adik kecil kita dan kedua orang tua kita. Masa kecil penuh warna yang kita habiskan bersama memang tak semuanya indah namun memberikan banyak hal yang bisa kita dapatkan. Kini kita mulai beranjak dengan kehidupan dan dunia baru kita, namun semoga tak menyisakan sepi di ruang hati kedua orang tua kita. Insya Allah. Aku berdo’a kelak suatu saat di akhirat nanti semoga kita tetap dipertemukan sebagai keluarga, keluarga dunia akhirat. Amiin.
Mah...Apa....terimakasih untuk semua keikhlasannya mendidik dan menyekolahkan kami, hingga kami bisa saat ini. atas semua do'a yang menyertai perjalanan kami...hingga kami bisa seperti ini.
Gambung, 02 April 2012
23:16
Mengajak serta tetehku yang baik “Nina Maryana” dan adikku “Whina Ayu Lestari” untuk kembali tenggelam dengan masa kecil yang kita habiskan bersama mereka di rumah yang kini mulai sepi dari perengkaran-pertengkaran kecil kita, dari tawa-tawa bahagia kita, atau riuh rendah suara sapu berayun dan piring-piring yang beradu.
Dini hari bangun untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum masing-masing kita berangkat sekolah, masih ingat saat itu setiap jam 03 pagi kita bangun berbagi pekerjaan rumah. Jam 6 pagi semua sudah berangkat ke sekolah. Kadang kita mengerubungi makanan nya kala mamah makan. Di jahitkan pakaina, atau diomelin karena kerjaan kita tak sesempurna yang beliau lakukan. Apalagi kalo yang punya kenangan pernah dikejar-kejar. Akhirnya makan bareng. Kini pekerjaan rumah itu dikerjakan oleh ibu kita, mamah biasa kita memanggil beliau. Terkadang sesempatnya saja, atau beliau lakukan membereskan rumah itu malam hari. Mencuci piring, mencuci baju walau sekarang sudah ada mesin cuci.menyapu memasak. Kini mamah hanya ditemani oleh adik terkecil kita “aa rizqi”. Mengantarnya sekolah yang mungkinn kita jarang mengalaminya hehe…beda zaman lah ya. Tak terasa semua anak gadisnya kini sudah tak lagi berada bersama di rumah, dua orang kuliah di bogor, satu orang sudah berkeluarga.
Senja, sama halnya setelah melakukan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ayah kita “Apa” biasa kita memanggil ayah kita datang dari tempat kerjanya, menyalami nya sebelum berangkat dan saat pulang. Itu saat Apa masih kerja di kota kelahiran kita. Itulah kebiasaan yang biasa kita lakukan. Sore, malam atau akhir pekan atau jika ada waktu kosong. Selalu diajaknya mencari alat-alat elektronik yang dibutuhkan Apa, pergi ke swalayan ngambil apa aja hehe…habisa Apa selalu bilang “sok ambil aja apa yang mau” tapi ntar ujung-ujungya tuh dede/neng/teteh jajan banyak. Heheuuu….membersihkan pekarangan bersama dan merawat tanaman-tanaman yang kebanyakan hanya daun. Jarang yang berbunga. Kini beliau kerja diluar kota kelahiran kita. Mengurusi kebutuhannya sendiri. Dan rumah kita hanya tersisa dua orang. Beberapa waktu yang lalu Apa hanya SMS memanggil nama panggilan kita “Neenngg…” begitulah kira-kira isi sms itu…ku balas, aya naon pa ??? tanya ku. *tak terbiasa sms dengan orang tua pake bhsa Indonesia sepertinya lebih sopan menggunakan bahasa sunda hehe… dan tak kuduga balasan sms nya adalah “ Nuju ngabsen putra Apa teh araya teu.. (sedang mengabsen anak ayah itu ada tidak). Hmmm tak biasanya.
Tanpa kita sadari ternyata rumah kita semakin sepi, ternyata kehidupan orang tua kita juga mulai sepi. Walau kini hidup kita yang semakin ramai dan penuh warna-warni. Namun kita mulai berangkat dari rumah kita dan orang tua kita yang bisa menghantarkan kita hingga saat ini. Asyik dengan dunia baru kita, dunia baru yang tak mereka alami. Anak-anak gadis nya mulai beranjak dewasa bahkan sudah ada yang berkeluarga suatu saat nanti mungkin akan meninggalkan mereka, tapi semoga tak menyisakan kesepian dalam mereka. Keceriaan bertambah dengan dua bocah-bocah cantik dan lucu mulai menambah ramai saat kita berkumpul bersama.
Rumah kita yang kini mulai sepi ditinggalkan prnghuninya, yang tersisa hanya adik kecil kita dan kedua orang tua kita. Masa kecil penuh warna yang kita habiskan bersama memang tak semuanya indah namun memberikan banyak hal yang bisa kita dapatkan. Kini kita mulai beranjak dengan kehidupan dan dunia baru kita, namun semoga tak menyisakan sepi di ruang hati kedua orang tua kita. Insya Allah. Aku berdo’a kelak suatu saat di akhirat nanti semoga kita tetap dipertemukan sebagai keluarga, keluarga dunia akhirat. Amiin.
Mah...Apa....terimakasih untuk semua keikhlasannya mendidik dan menyekolahkan kami, hingga kami bisa saat ini. atas semua do'a yang menyertai perjalanan kami...hingga kami bisa seperti ini.
Gambung, 02 April 2012
23:16
Kangen jaman dulu lagi. Sepi rumah kita sekarang... :(
ReplyDelete