Melepas Kampus




Melepas kampus  ... ada skenario yang sudah tercatatkan limapuluh ribu tahun lamanya yang bertemu dengan keinginan yang diusahakan olehnya sebagai manusia. Atau ada keinginan yang sudah tersusun rapi olehnya yang tidak bertemu dengan apa yang sudah ditetapkanNya.  Semua ini takkan terjadi tanpa kehendakNya dan semuanya ini terbaik untuknya dari-Nya. Jika ia harus menangguhkan masa satu tahun hidupnya, selepas label lulus sarjana strata satu itu nampak, itu adalah pilihan jalannya. Ia tahu keinginan itu harus dikejar, dan apa yang dipercayakan padanya harus dituntaskan . itu konsekuensi karena ia mengiyakan masa satu tahun itu, sebelum akhirnya melepas kampus. Berat ia rasakan, bosan ia nikmati dan menahan keinginan menerima tawaran menggiurkan dengan balas jasa uang yang bisa menghidupinya lebih besar.

Suatu siang di Februari 2013,
Ia kesana kemari, menyambangi dosen, bertemu muka dengan tata usaha bahkan menunggu sambil menatap perputaran jam yang terus berlalu hanya untuk satu hal. Pembubuhan tanda tangan di kertas yang dia bawa. surat keterangan lulus sarjana. Tertanggal 19 Februari 2013. Ucapan dan do’a menghampirinya mulai dari cie..cie sampe yang ngasih beberapa bait kalimat. Selamat menikmati pasca kampus. Namun ini bukan saatnya bagi dia melepas kampus.

Bulan-bulan berikutnya hingga bertemu bulan yang sama Februari 2014.
Tepat satu tahun ia berstatus alumni yang masih suka berkeliaran di kampus. Tawaran datang tanpa diminta namun ia tepis karena komitmen yang harus dilaksanakan saat ini kecuali masih seiring dengan yang harus ia selesaikan ini sampai waktu perjanjiannya,  dengan catatan tidak ada lagi negosiasi waktu penambahan. Ia menjalani hari-harinya sebagai peyedia jasa bimbingan belajar, juga pekerja paruh waktu. Ia lalui status pasca kampusnya di sekitaran kampus. Saking seringnya masi ketemu adik-adik tingkat , selalu ditanya dengan nada takut-takut menyinggung oleh mereka “kakak udah lulus?” bukan satu atau dua kali, tapi berkali-kali harus memberikan klarifikasi. No problem karena faktanya udah lulus, kecuali kalo masih sedang mengusahakan untuk lulus sarjana , akan lain ceritanya. Batas waktu itu semakin jelas, pulang kampung adalah list pertama. Bertanya perbandingan biaya paket atau sewa mobil untuk mengangkut brang-barang ini ke rumahnya. Bertanya link yang bisa ia masuki untuk aktivitasnya nanti ketika pulang ke tempat asal. Orang tuanya merestui walau masih tak sepenuh hati, jika memang ada yang lebih baik di tempat lain.  Selalu ada jalan yang lebih menenangkan bathin tatkala ridho orang tua menyertainya ke kota yang bisa disebut miniaturnya indonesia.

Maret 2014
Resmi melepas kampus dan ia berani berucap . ooo...ini yang namanya dunia pasca kampus alias dunia kerja, dan baginya pasca kampus adalah keluar lingkungan kampus. Benar-benar keluar dari yang namanya hingar bingar dan bau kampus..kampus...mahasiswa. Walaupun ia masih juga ber-akhir pekan di lingkungan kampus.

Ini adalah sebuah dunia yang katanya bisa mengubah seseorang 180o ,yang katanya bisa melunturkan idealisme nya, menuntutnya lebih ‘menarik’ dari biasanya, mengendurkan semangat kegiatan rutin pekanannya atau bahkan terhenti atas nama profesionalisme nya (padahal Fresh Graduate harusnya semangat), yang semuanya harus sandarkan dengan alasan ilmiah jika tidak atau salah dalam menyampaikan ataupun cara menyampaikan akan timbul fitnah.  atas nama ego dan atas nama penghidupan pribadi di kota besar juga menyalahkan atas nama ketidaknyamanan. Pola pikir seperti itu memang tidak semuanya benar bisa jadi akhir pekan untk isirahatnya dan setiap hari bahkan ia bisa mendapatkan yang biasa dia dapatkan di kegiatan pekanannya itu.

Ia mengerti mungkin ini adalah bukti dari nasihat yang pernah ia dapat “pengorbanan yang kamu lakukan jauh akan dibalas berlipat-lipat insya Allah”. Melepas kampus.... dan saatnya ia mengikat pasca kampus (dunia kerja,mahasiswa pasca sarjana, dll) seindah penuh warna dunia kampus nya ...(to be continued)

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Harus Menginap di Bandara Balikpapan

Atas Keibuan bawah Kesebelasan

Sambal Kelud alias Si "BonCabe" Ekonomis