Tanda Ingatanku (part III)

oleh Ita Nita Amaliya pada 20 Februari 2010 jam 16:51

sosok yang biasa saja itu tak terlalu kuperhatikan
toh kami tidak satu kelas...
bermula di masjid sekolah kita sering bertemu. sosokmu yang bersahaja namun energik penuh stamina
membawa hubungan kita jauh dari sekedar teman
setia menemani langkah-langkah yang terkadang jatuh bangun
dengan sedikit malu-malu mendekatiku. yang saat itu seperti dituakan (heheh...)
kau berbincang padaku..aku hanya bisa mendengarkan
episode pertama di masjid sekolah...

enam bulan berlalu aktivitas semakin membutuhkan perhatian
kadang diriku juga tidak mengerti mengapa harus seperti itu yang terjadi.
sosok manismu yang saat itu nampak biasa kini ada yang tidak biasa dimataku
kain putih itu semakin melebar. subhanallah...senang sekali melihatnya.
hingga akhirnya kita bersama-sama dengan teman-teman bergabung dalam sebuah gerakan pelajar di daerah tempat asal kita. dari situlah kita lebih banyak berinteraksi.
tak jarang kau menceritakan tentang seseorang yang menjadi bagian dari masa lalumu, yang punya hobi sama denganmu
tak jarang pula setiap pulang sekolah kau berkunjung ke kelasku atau ketika istirahat aku yang berkunjung ke kelasmu.. untung gak terlalu jauh ya.
kebiasaan kita yang sering dilakukan bersamamu...pulang sekolah bandelnya gak langsung pulang.
jalan kaki menyusuri jalan dari sekolah hingga ke perpustakaan umum. qt gak pernah tuh berkeinginan naik angkot...jalan lebih asyik dah. atau kesana hanya sekedar numpang sholat, numpang baca, atau bahkan numpang jajan aja...masih ingat saja tempat makan kita.
bahkan ketika ujian nasional tiba...kita sering belajar bareng terutama diriku yang hobi dengan matematika. haha..kantin sekolah pun seringkali menjadi tempat kita berbincang.
episode interaksi kita di sekolah...

dua thun menginjak tiga tahun..kita lebih sering aktif di lembaga luar sekolah. o iya kita satu divisi di keputrian hanya saja berbeda biro. rapat di luar sekolah kita,,bahkan sekolah tempat qt kumpul itu menjadi saksi bisu bahwa kita memang semakin erat disana. pulang kerumah hampir maghrib..lewat jalan yang berbeda pula...arghh semua itu kini tinggal sejarah yang manis untuk dikenang.
lewat sosokmu yang punya keinginan kuat
lewat sosokmu yang tak kenal kata lelah
lewat sosokmu yang gigih meneruskan perjuangan untuk sekolah
bagaimana dirimu meyakinkan orang tuamu
sosok yang penuh perhatian, periang dan bahkan supel
sosok manis yang tak bisa dilupakan.
sosok seorang yang pandai berpuisi dan pandai berdiplomasi. kadang aku tak mengerti dengan puisi-puisi yang kau buat. hanya satu judul puisi yang kuingat..ah..ih..uh..eh..oh.
walaupun judulnya seperti itu..tapi..saat kau bawakan sungguh menggetarkan jiwa.
kau bergabung di bengkel sastra sekolah...yang kadang aku malas dengan hal-hal sepeti itu.
bahkan ketika kita diberikan kesempatan setelah beberapa bulan dari kelulusan kita
dan aktivitas yang kini dijalani
kau ceritakan bagaimana dirimu menjalani hari-harimu disana
subhanallah sungguh sangat kuatnya dirimu ukhti sayang
bagaimana perjuanganmu membuktikan pada orang-orang sekitarmu.
cita-cita tinggimu...ah dikota itu semoga kau bisa manfaatkan sebaik-baiknya.
salam cinta untukmu sahabatku...kau telah menjadi bagian dari sejarah yang membentuk hidupku.
episode sebuah pengakuan yang begitu mendalam..
pagi-pagi kau sudah berada didepan kelasmu. kau tarik tanganku..
kau minta bicara denganku. aku pergi ke kelas terlebih dahulu lalu kita bicara depan kelasmu
kau menuturkan sebuah kisah yang buatku ingin menangis tertahan.
kini selamat berjuang ya sahabatku...aku tunggu undangan wisudamu. semoga allah berikan kesempatan untuk bisa menghadiri hari bersejarah itu. semoga aku bisa berada disisimu...
kan kuingat mabit yang pernah kita lewati, kepanitiaan yang pernah kita jalani, mencari pembicara untuk ceramah keputrian hari jum'at, bahkan mungkin perselisihan yang pernah kita alami dalam diam. aku tahu begitu banyak beban yang menghimpit jiwamu..terlihat saat aku lihat status-satusmu di FB..ah andai diri ini bisa bersama merasakannya.
semangat tidak boleh pupus. terbanglah tinggi sahabatku. kau kini pun sudah memiliki sahabat-sahabat seperjuanganmu disana. kau tidak sendirian...kau masih punya orang -orang yang siap menopang dirimu tatkala kau merasa beban dipundakmu tak sanggup kau pikul.
sungguh aku banyak belajar dari kegigihanmu...


darmaga 20022010 5.50 wib
untuk saudaraku di bandung sana...

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Harus Menginap di Bandara Balikpapan

Atas Keibuan bawah Kesebelasan

Sambal Kelud alias Si "BonCabe" Ekonomis